Jumat, 14 September 2012

SANG PENYAIR





Hari itu ……………………………..!
Ku duduk seorang diri

menatap jauh ,menembus gelapnya malam
mencari seberkas sinar yang dahulu padam
termakan rayuan sang pendusta alam
Ku buka dan kucari kian kemari.
Lembaran memori yang lari ketepian kali.
ku coba menarik kembali
kendatipun susah…………………………
ku tetap gigihnya tak mau kalah.
waktu itu…………………………..
jiwaku rapuh.
terpesona ucapan sang pujangga pengukir kata
semuanya lenya entah kemana
hilang daya,hilang perkara
tak lagi nampak dipelupuk mata.
itulah hebatnya sang penyair
mengukir kata merangkai basa
tiada menjadi ada.
adapun ada menjadi tiada.
hilangkan noda ,hilang cela.
lenyapnya termakan untaian kata pemadu rasa.
syairnya manis.
menutup pahitnya ampedu
ucapanya indah, menutup kerusakan jiwanya.
itulah dia ………………..
penakluk mahkota penghias tahta.

Puisi ini karya: Rasid Maulana Sidiq



0 komentar:

Posting Komentar